Archive for Agustus 2014

Menjelaskan prosedur pengoperasian kamera video
1.  Memasang baterai pada tempat baterai yang berada di bagian belakang badan handy kamera video , pastikan baterai terpasang dengan benar jangan sampai terbalik.
    
Langkah 1,  tarik ke atas viewfinder.
Langkah 2, masukkan baterai dan tekan
ke bawah sampai berbunyi klik.
download1
Bagian-bagian dari  handy kamera video merk Sony TRV355E
1. Penutup lensa
2. Layar LCD
3. Tombol pembuka layar LCD
4. Tombol volume
5. Batery
6. Pengunci batery
7. Tombol power
8. Tombol start/stop merekam
9. Jek memasukan listrik dari adaptor
10. Tempat memesang tali handy camera
download2
Bagian-bagian dari  handy kamera video merk Sony TRV355E
11. Informasi batery
12. Tombol lampu
13. Tombol kualitas warna
14. Lensa
15. Mikrophone/mike
16. Lampu tanda merekam
17. Infrared (merekam di tempat gelap)
18. Tombol control vidio
19. Tombol pengunaan lampu
20. Tombol FADER
21. Tombol BACK LIGHT
22. Tombol FOCUS
23. Lampu sensor remot
download3
2. Memasang kaset video yang terletak pada bagian bawah dari badan handy kamera video
Langkah 1, pencet tombol pembuka searah tanda panah dan buka penutupnya.
Langkah 2, masukkan kaset pada posisi jendela kaca kaset terlihat dari atas dan tekan bagian tengah belakang kaset.
Langkah 3, setelah penahan kaset secara otomatis turun kebawah kemudian tekan penutup kaset.
Menjelaskan prosedur pengoperasian kamera video
1.  Memasang baterai pada tempat baterai yang berada di bagian belakang badan handy kamera video , pastikan baterai terpasang dengan benar jangan sampai terbalik.
    
Langkah 1,  tarik ke atas viewfinder.
Langkah 2, masukkan baterai dan tekan
ke bawah sampai berbunyi klik.
download1
Bagian-bagian dari  handy kamera video merk Sony TRV355E
1. Penutup lensa
2. Layar LCD
3. Tombol pembuka layar LCD
4. Tombol volume
5. Batery
6. Pengunci batery
7. Tombol power
8. Tombol start/stop merekam
9. Jek memasukan listrik dari adaptor
10. Tempat memesang tali handy camera
download2
Bagian-bagian dari  handy kamera video merk Sony TRV355E
11. Informasi batery
12. Tombol lampu
13. Tombol kualitas warna
14. Lensa
15. Mikrophone/mike
16. Lampu tanda merekam
17. Infrared (merekam di tempat gelap)
18. Tombol control vidio
19. Tombol pengunaan lampu
20. Tombol FADER
21. Tombol BACK LIGHT
22. Tombol FOCUS
23. Lampu sensor remot
download3
2. Memasang kaset video yang terletak pada bagian bawah dari badan handy kamera video
Langkah 1, pencet tombol pembuka searah tanda panah dan buka penutupnya.
Langkah 2, masukkan kaset pada posisi jendela kaca kaset terlihat dari atas dan tekan bagian tengah belakang kaset.
Langkah 3, setelah penahan kaset secara otomatis turun kebawah kemudian tekan penutup kaset.
Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
==> Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
==> Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
==> Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
==> Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.
Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.
Jenis-jenis Format Video
==> Format MP4
MP4  adalah salah satu format berkas pengodean suara dan gambar/video digital yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi MPEG Ekstensi nama berkas jenis MPEG-4 ini banyak menggunakan mp4, dan merupakan pengembangan dari format QuickTime dari komputer Apple.
Kesimpulan:
File MP4 umumnya digunakan mengandung MPEG-4 media, termasuktidak hanya MPEG-4 audio atau video,tetapi juga MPEG-4 presentasi. Ketika presentasi lengkap atau sebagian disimpan dalam sebuah file MP4, ada struktur khusus dokumen yang di presentasi.

==> Format MPEG
MPEG ( Motion PEG) adalah codec video yang mengompres masing-masing frame sebagai JPEG image yang terpisah. Kualitasnya tergantung pada pergerakan di footage. Sebaliknya pada video MPEG, kualitas menurun apabila ada banyak gerakan di footage. Kekurangan dari codec ini adalah ukuran file yang besar.
MPEG adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG), yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi.

Standard-standard tersebut adalah :
A.   MPEG 1 adalah standard pertama untuk kompresi audio dan video. merupakan standard encode VideoCD dengan resolusi maksimal hanya 352 x 288 pixel, bit-rate tidak dapat dirubah dan kualitas gambar yang kurang baik.Ini juga  termasuk format audio MP3.
B.   MPEG 2 adalah seri standard transport , audio dan video untuk kualitas siaran televisi.
C.   MPEG 3 dikembangkan untuk high-definiton television (HDTV), tetapi kemudian ditinggalkan karena dianggap MPEG 2 memadai.
D.   MPEG 4 merupakan pengembangan MPEG 1 mendukung Digital Rights Management (DRM) dan bit-rate encoding rendah, serta menggunakan codec video yang disebut H.264 yang dipandang lebih effisien.
E.    MPEG 7 adalah sistem formal untuk mendeskripsikan kandungan multimedia.
F.    MPEG 21 merupakan standard masa depan untuk multimedia.
Codec MPEG menggunakan lossy compression pada data audio video. Bagian motion video pada standard MPEG-1 didapat dari standard Joint Picture Experts Group (JPEG) untuk lossy compression gambar diam (foto)
MPEG-1 digunakan pada format VideoCD. Kualitas output dan bit-rate lebih kecil daripadaVCR.
MPEG-2 sama dengan MPEG-1, tetapi juga menyediakan dukungan untuk interlaced video ( seperti pada siaran TV ) dan juga mendukung Transport Stream yang dibuat untuk mentranfer video dan audio digital pada media dan digunakan untuk broadcasting. Standard MPEG-2 saat ini telah ditingkat menjadi standard terbaru untuk transmisi HDTV. Saat ini digunakan untuk SVCD, DVD dengan tingkat bit yang dapat diubah dan memiliki kualitas gambar yang luar biasa. DV Video merupakan subformat khusus dari MPEG-2 dengan tingkat bit yang tetap. Format ini sangat cocok digunakan untuk video editing.
MPEG-4 berbasis MPEG-1 dan MPEG-2, tetapi ada tambahan fitur seperti dukungan VRML untuk rendering 3D, files komposit berorientasi objek (termasuk audio, video dan virtual reality modelling), dukungan untuk DRM dan berbagai macam interaktivitas . Kontainer untuk kandungan MPEG-4 adalah MP4.
Kesimpulan:
MPEG  merupakan  format kompresi yang distandardisasi oleh Moving Picture Experts Group, Codec MPEG menggunakan lossy compression pada data audio video sehingga  kualitas menurun apabila ada banyak gerakan di footage.

==> Format FLV ( Flash Video )
FLV adalah sebuah wadah format file yang digunakan untuk mengirimkan video melalui internet mengunakan Adobe Flash Player. Awal diproduksi oleh Macromedia versi 6-10. Konten video flash juga mingkin tertanam di dalam SWF file. Ada dua format file video yang berbeda didefinisikan oleh Adobe System dan didukung dalam Adobe Flash Player. Audio dan Video FLV data dalam diencode dalam cara yang sama ketika mereka berada dalam file SWF. Yang terakhir format file F4V didasarkan pada basis ISO format file media dan didukung dimulai dengan Flash Playaer 9 Update 3. Format FLV memiliki ukuran yang lebih kecil dari AVI dan MOV, tetapi lebih besr dari format SWF dan MPEG.
Kesimpulan:
FLV merupakan  format file yang digunakan untuk mengirim video melalui internet mengunakan Adobe Flash Player.  Ada dua format file video yang berbeda didefinisikan oleh Adobe System dan didukung dalam Adobe Flash Player
==> Format AVI ( Audio Video Interleaved )
Avi adalah format video yang paling populer, karna kwalitas gambar yang di berikan sangat baik. AVI sendiri diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 1992 sebagai bagian dari teknologi Video for Windows miliknya sebagai format multimedia yang menyesuaikan antara audio dengan video. File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini hanya berupa kontainer dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV, untuk melihatnya bisa dengan klik kanan file pilih Properties lalu klik Summary.
Karakteristik umum:
1. Kualitas gambar bagus
2. File size sesuai kualitas gambar
Kesimpulan:
File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini hanya berupa kontainer dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV.

==> Format 3GP
3Gp adalah sebuah multimedia container format yang ditetapkan oleh Third Generation Partnership Project untuk 3G UMTS jasa multimedia. Yang digunakan di 3G ponsel, tetapi juga dapat dimainkan pada beberapa 2G dan 4G. Ukuran-nya pun lebih kecil dari pada AVI dan MPEG. 3GP adalah format file video dan audio yang umumnya berjalan pada ponsel yang memiliki dukungan video capture.
format video 3GP dapat menampung stream video MPEG-4 dan H.263. Untuk audio, format file ini menampung stream audio bertipe AMR dan AAC. Karakteristik umum:
1. File kecil
2. Kualitas rendah
3. Digunakan untuk handphone
Kesimpulan:
3GP (3GPP format file) adalah sebuah multimedia container format yang ditetapkan oleh Third Generation Partnership Project (3GPP) untuk 3G UMTS jasa multimedia. Yang digunakan di 3G ponsel, tetapi juga dapat dimainkan pada beberapa 2G dan 4G telepon.

Perbedaan MP4, MPEG,FLV,AVI, &3GP :
1. FLV
video Flash, ini digunakan untuk sebagian besar situs-situs video streaming (youtube, youku). Ini beban lebih cepat karena ukurannya yang kecil. Pemain didukung: VLC, Quicktime. tidak didukung oleh windows media player, real player. Ukuran film 2hr: sekitar 200MB.
2. MP4
resolusi tinggi dan besar kualitas video. Tetapi sangat besar dalam ukuran. Pemain didukung: VLC, windows media player, real player. 2hr size: 900MB
3. AVI
Paling sering digunakan format video untuk komputer. bermain di hampir semua jenis pemain. kualitas video yang bagus tergantung pada ukuran. 2 jam film: definisi tinggi-1.5GB, kualitas normal: 700MB
4. 3GP
format umum yang paling untuk mobile. semua ponsel mendukung format ini. Memiliki resolusi yang sangat rendah. kualitas sangat miskin jika dilihat pada komputer. Memiliki suara sangat miskin. Manfaat satunya adalah bahwa ia memiliki ukuran yang sangat kurang. baik untuk melihat seluler hanya. Pemain didukung: Quicktime. 2 jam film: 60-70MB.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan – pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.

ZOOM
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam. Pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.

SUARA
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
PERATURAN 10 DETIK.
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lamadam hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu kondisi sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama.

PANNING (MENGAMBIL GAMBAR BERGERAK SECARA HORIZONTAL) DAN TILTING (MENGAMBIL GAMBAR BERGERAK SECARA VERTIKAL)
sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara3-5 detik).

FOKUS, EXPOSURE AND WHITE BALANCE (KESEIMBANGAN WARNA) .
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus – bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .

TANGGAL DAN WAKTU.
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950-tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.

CUTAWAYS (GAMBAR PENGISI).
Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Proses Produksi Film dapat dikatakan sebagai sebuah system, artinya antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kegagalan pada salah satu proses akan menyebabkan sulitnya membuat film yang enak ditonton dan mempunyai kesinambungan yang utuh. Proses produksi yang dimulai dari adanya suatu ide yang kemudian dikembangkan dalam bentuk naskah dan akhirnya di visualisasikan menjadi sebuah bentuk film yang kemudian harus di evaluasi untuk mengetahui mutu dari film tersebut melibatkan orang – orang yang kompeten di bidangnya, berdedikasi tinggi dan mempunyai kemampuan untuk bekerjasama dalam tim yang baik.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi. Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crew pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing.
Adapun salah satu contohnya : 
Script Supervisor, Script Clerk atau Pencatat Adegan : Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, pengarahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gambar ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor. 
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang.
Macam Bidang Pemandangan Gambar :
1. ELS ( Extreme Long Shot)
2. LS (Long Shot)
3. MLS (Medium Long Shot)
4. MS (Medium Shot)
5. MCU (Medium Close Up)
6. CU (Close UP)
7. BCU ( Big Close Up)
8. ECU (Extreme Close Up)

-ELS ( Extreme Long Shot)
extremelongshot
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak sangat kecil dalam hubungannya dengan latar belakang.


-LS (Long Shot)
ls
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dibandingkan dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.


- MLS (Medium Long Shot)
mls
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot, obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.


- MS (Medium Shot)
ms
Di sini obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari atas pinggang sampai di atas kepala.  Latar belakang masih nampak sebanding dengan obyek utama.


- MCU (Medium Close Up)
mcu
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televise.
- CU (Close UP)
cu
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakang nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas kepala
- BCU ( Big Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya


- ECU ( Extreme Close Up)
ecu
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya.
Camera Angle adalah suatu sudut pandang dalam mengambil gambar suatu objek, pemandangan, maupun sebuah adegan. Dengan sudut tertentu kita dapat menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada gambar yang disajikan.

Sudut Pandang Pengambilan Gambar dibagi menjadi 6, yaitu :

* Normal Angle : Kamera ditempatkan setinggi mata objek. Normal angle tergantung pada ketinggian suatu objek tersebut.

* High Camera Angle : Posisi kamera berada lebih tinggi dari mati objek sehingga kamera harus menunduk untukmengambil gambarnya. Sudut pandang ini sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta seluruh objeknya.

* Low Camera Angle : Posisi kamera berada di bawah ketinggian mata sehingga kamera harus mendongak untuk melakukan shot.

* Bird Eye View : Pengambilan gambar objek dari atas

* Subjective Camera Angle : Posisi kamera diletakkan di tempat seorang karakter yang tidak nampak dalam layer dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter.

* Objective Camera Angle : Melakukan shot seperti apa adanya (Asli)
Persiapan peralatan yang memadai
Memory card dan baterai. Kini, hampir seluruh kamera digital dan smartphone dapat memutar film dengan resolusi HD. Hal ini merupakan tantangan besar bagi memory card karena film membutuhkan banyak memori dan tingkat kecepatan pemindahan data yang tinggi. Misalkan saja, sebuah film berdurasi 12 menit dengan resolusi 1920×1080 pixel membutuhkan memori 4 GB. Memory card yang cocok untuk film biasanya bertanda “HD Video” atau “class 10″. apabila memory card terlalu lambat, gambar tidak akan terekam dengan baik. Dalam pembuatan film, baterai akan cepat habis, oleh karenanya sediakan baterai cadangan.
Berbagai pilihan lensa. Bukan hanya fotografer saja yang harus memiliki perlengkapan lensa, seorang pembuat film yang menggunakan DSLR pun wajib memilikinya. Lensa dengan jarak fokus tertentu dan memiliki aperture yang besar dapat menghasilkan efek film yang menakjubkan. Tidak perlu menggunakan lensa yang mewah. Anda pun juga dapat bermain lensa pada berbagai smartphone yang memiliki komposisi yang berbeda-beda, walau lensa pada smartphone tidak sebagus lensa kamera DSLR.
Mikrofon eksternal. Kelemahan dari DSLR terletak pada mikrofon. Karena sebagian besar kamera DSLR hanya merekam dengan kualitas mono, suara-suara dari autofocus dan zoom juga ikut terekam. Untuk mencegahnya, tersedia sebuah mikrofon eksternal yang mendukung kamera DSLR. Pada berbagai smartphone, mikrofon biasanya dapat disam\bungkan melalui colokan headphone. Mikrofon sering kali memiliki port dan jack yang berbeda. Anda dapat menggunakan adaptor yang berfungsi mengubah konfigurasinya.
Menyesuaikan situasi cahaya. Cahaya merupakan salah satu elemen desain terpenting dalam perekaman film karena cahaya mempengaruhi suasana dan menentukan ketajaman gambar. Sebelum  pengambilan gambar, lakukanlah pengaturan white balance. Pastikan juga, Anda tidak mencampur cahaya matahari dengan cahaya buatan karena dapat menyebabkan perubahan warna. Selain itu, jangan mereka video dalam posisi yang berlawanan dengan cahaya karena objek yang terekam akan terlihat menjadi hitam atau gelap.
Perekaman: Trik saat shooting
Membuat gambar video menjadi lebih stabil. Tanpa bantuan apapun, para profesional tidak dapat membuat film yang tidak goyang. Pilihan terbaik adalah menggunakan tripod yang sekarang juga telah tersedia untuk berbagai smartphone. Apabila Anda tidak memiliki tripod, Anda dapat menopangnya dengan tangan, Dalam keadaan darurat, tali pada kamera DSLR juga bisa membantu. Kenakan tali kamera, kemudian tarik kamera tersebut menjauhi Anda sehingga tali kamera menegang dan menghasilkan video yang lebih stabil.
Tingkat ketajaman gambar dan frame rate. Berbagai kamera DSLR menawarkan feature yang pada umumnya hanya bisa Anda temukan pada alat perekam video profesional yang mahal dan terlalu sulit digunakan para pemula. Membuat film pada siang hari dengan menggunakan tingkat aperture yang tinggi tanpa alat bantu apapun tidak mungkin bisa dilakukan karena gambarnya menjadi terlalu terang. Dalam kasus ini Anda harus menggunakan filter. Menemukan frame rate yang tepat merupakan hal yang sulit dan bergantung pada objeknya. Pada umumnya, Anda harus mengatur kecepatan pada 25 fps (frame per second) atau 50 fps. Frame rate 50 fps paling cocok untuk perekaman dari gerakan slow motion.
Pemilihan rekaman video. Pengambilan video dengan angle yang sama akan membosankan. Sebelum Anda membuat film, sebaiknya pertimbangkan terlebih dulu hal yang ingin Anda tampilkan. Langkah selanjutnya adalah pengambilan setengah gambar yang terfokus pada sebuah objek tertentu. Terakhir, cobalah untuk mengambil gambar dengan jarak dekat untuk menampilkan karakter yang lebih spesifik. Melalui pergantian gambar tersebut, film akan terlihat lebih hidup dan lebih dinamis.
Bermain dengan berbagai sudut. Selain potongan gambar, sudut pengambilan gambar juga menentukan dinamika sebuah film. Setting standar dalam pembuatan film selalu sejajar dengan mata. Jika Anda merekam dari bawah ke atas, objek yang ditampilkan akan terlihat besar dan gagah perkasa. Apabila Anda memilih posisi pengambilan yang lebih tinggi, objek akan terlihat kecil. Apabila Anda ingin menampilkan sebuah objek secara lebih jelas, sebaiknya Anda melangkah maju mendekatinya.
Persiapan peralatan yang memadai
Memory card dan baterai. Kini, hampir seluruh kamera digital dan smartphone dapat memutar film dengan resolusi HD. Hal ini merupakan tantangan besar bagi memory card karena film membutuhkan banyak memori dan tingkat kecepatan pemindahan data yang tinggi. Misalkan saja, sebuah film berdurasi 12 menit dengan resolusi 1920×1080 pixel membutuhkan memori 4 GB. Memory card yang cocok untuk film biasanya bertanda “HD Video” atau “class 10″. apabila memory card terlalu lambat, gambar tidak akan terekam dengan baik. Dalam pembuatan film, baterai akan cepat habis, oleh karenanya sediakan baterai cadangan.
Berbagai pilihan lensa. Bukan hanya fotografer saja yang harus memiliki perlengkapan lensa, seorang pembuat film yang menggunakan DSLR pun wajib memilikinya. Lensa dengan jarak fokus tertentu dan memiliki aperture yang besar dapat menghasilkan efek film yang menakjubkan. Tidak perlu menggunakan lensa yang mewah. Anda pun juga dapat bermain lensa pada berbagai smartphone yang memiliki komposisi yang berbeda-beda, walau lensa pada smartphone tidak sebagus lensa kamera DSLR.
Mikrofon eksternal. Kelemahan dari DSLR terletak pada mikrofon. Karena sebagian besar kamera DSLR hanya merekam dengan kualitas mono, suara-suara dari autofocus dan zoom juga ikut terekam. Untuk mencegahnya, tersedia sebuah mikrofon eksternal yang mendukung kamera DSLR. Pada berbagai smartphone, mikrofon biasanya dapat disam\bungkan melalui colokan headphone. Mikrofon sering kali memiliki port dan jack yang berbeda. Anda dapat menggunakan adaptor yang berfungsi mengubah konfigurasinya.
Menyesuaikan situasi cahaya. Cahaya merupakan salah satu elemen desain terpenting dalam perekaman film karena cahaya mempengaruhi suasana dan menentukan ketajaman gambar. Sebelum  pengambilan gambar, lakukanlah pengaturan white balance. Pastikan juga, Anda tidak mencampur cahaya matahari dengan cahaya buatan karena dapat menyebabkan perubahan warna. Selain itu, jangan mereka video dalam posisi yang berlawanan dengan cahaya karena objek yang terekam akan terlihat menjadi hitam atau gelap.
Perekaman: Trik saat shooting
Membuat gambar video menjadi lebih stabil. Tanpa bantuan apapun, para profesional tidak dapat membuat film yang tidak goyang. Pilihan terbaik adalah menggunakan tripod yang sekarang juga telah tersedia untuk berbagai smartphone. Apabila Anda tidak memiliki tripod, Anda dapat menopangnya dengan tangan, Dalam keadaan darurat, tali pada kamera DSLR juga bisa membantu. Kenakan tali kamera, kemudian tarik kamera tersebut menjauhi Anda sehingga tali kamera menegang dan menghasilkan video yang lebih stabil.
Tingkat ketajaman gambar dan frame rate. Berbagai kamera DSLR menawarkan feature yang pada umumnya hanya bisa Anda temukan pada alat perekam video profesional yang mahal dan terlalu sulit digunakan para pemula. Membuat film pada siang hari dengan menggunakan tingkat aperture yang tinggi tanpa alat bantu apapun tidak mungkin bisa dilakukan karena gambarnya menjadi terlalu terang. Dalam kasus ini Anda harus menggunakan filter. Menemukan frame rate yang tepat merupakan hal yang sulit dan bergantung pada objeknya. Pada umumnya, Anda harus mengatur kecepatan pada 25 fps (frame per second) atau 50 fps. Frame rate 50 fps paling cocok untuk perekaman dari gerakan slow motion.
Pemilihan rekaman video. Pengambilan video dengan angle yang sama akan membosankan. Sebelum Anda membuat film, sebaiknya pertimbangkan terlebih dulu hal yang ingin Anda tampilkan. Langkah selanjutnya adalah pengambilan setengah gambar yang terfokus pada sebuah objek tertentu. Terakhir, cobalah untuk mengambil gambar dengan jarak dekat untuk menampilkan karakter yang lebih spesifik. Melalui pergantian gambar tersebut, film akan terlihat lebih hidup dan lebih dinamis.
Bermain dengan berbagai sudut. Selain potongan gambar, sudut pengambilan gambar juga menentukan dinamika sebuah film. Setting standar dalam pembuatan film selalu sejajar dengan mata. Jika Anda merekam dari bawah ke atas, objek yang ditampilkan akan terlihat besar dan gagah perkasa. Apabila Anda memilih posisi pengambilan yang lebih tinggi, objek akan terlihat kecil. Apabila Anda ingin menampilkan sebuah objek secara lebih jelas, sebaiknya Anda melangkah maju mendekatinya.
ALAT PENDUKUNG KAMERA
  • Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki.
  • Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai satu kaki.
  • Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan mempunyai 4 roda.
  • Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera dan ujung lainnya diberi pemberat.
  • Jimmy Jib, semacam Cam Crane yang diberi remote head yang dikontrol oleh operator kamera.
  • Filter, plastic atau kaca yang diletakkan diatas lensa kamera untuk memberikan suasana tertentu.
Tips Merekam Video Dengan Sempurna
Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
  1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
  2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
  3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
  4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
  5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
  6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
  7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.
  8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatushot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
1. Betacam
Betacam merupakan format analog pengganti U-Matic dalam penggunaan video untuk penyiaran (broadcasting). Semua stasiun TV diwajibkan menggunakan format Betacam dan yang ingin memutar videonya di televisi, wajib menyerahkan dalam format Betacam. Setelah mendominasi sistem video dunia penyiaran televisi, peralatan penyiaranpun didominasi dengan label “BETACAM Support/Compatible”, mulai dari Kamera Video, Video Switcher, bahkan hingga Sistem Penyiaran RF (Radio Frekuensi).
Stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia yang muncul di tahun 1987 – 1995 berinvestasi dengan sistem Betacam dan sistem penyiaran serta teknologi video Betacam masuk ke Indonesia mulai tahun 1987 (dimulai dari TVRI).
Betacam terus dikembangkan oleh SONY untuk mempertahankan format dari Betacam yang pernah ‘mendewa’. Apapun format video Betacam, akan tetap bertahan menggunakan jenis kaset yang sama.
Betacam terdiri dari 2 macam yaitu: Betacam digital yang berawarna biru & Betacam analog yang berwarna abu-abu.
2. DV
DV merupakan format perekaman standar digital video yang mampu memproduksi gambar berukuran 720 x 576 (PAL) dan 720 x 480 (NTSC) dengan kemampuan penangkapan garis horizontal maksimal 576 line. Teknologi DV dikompresi dengan rasio 5:1 dan menghasilkan bitrate 25Mb/detik atau jika di transfer ke hard disk untuk diproses lebih lanjut, format DV menghabiskan 13,2Gb/jam. Dengan sistem Intraframe Compression, data yang ada pada kaset DV dapat di transfer secara digital dengan menggunakan teknologi Firewire (Applecode : IEEE/1394) atau yang biasa disebut dengan i-Link untuk membuat DV tidak kehilangan kualitas pada hambatan yang terdapat dalam kabel koneksi analog (seperti pada kabel komponen Y’CbCr/BNC). Teknologi transfer data video digital ini dibuat karena memang teknologi DV dirancang untuk diedit secara digital (Non-Linear Editing) atau editing dengan menggunakan software editing pada komputer.

3. Mini DV
Mini DV merupakan bentuk pertama dari pengemasan format DV, yang disebut “S-Size DV”. Pita kaset Mini DV dengan kesepakatan bersama menjadi kaset standar teknologi DV. Bentuk kasetnya kecil dan ringkas. Harganya pun hanya berkisar antara Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000 per kaset. Media Mini DV pun sanggup untuk merekam format DVCam atau DVCPRO. Jika Mini DV (rata-rata berdurasi 62 menit) direkam dengan menggunakan format DVCam atau DVCPRO, maka durasinya akan berkurang 22%, hal ini dikarenakan format DVCam maupun DVCPRO membutuhkan daya putar lebih cepat dari pada format perekaman menggunakan format DV.
Pada teknologi digital, jenis kaset tidak menentukan kualitas gambar. Yang menentukan adalah format & cara perekaman gambar, yang meliputi cara mengkompresi gambar yang ditentukan oleh codec/compressor dan juga proses merubah energi cahaya ke dalam bentuk digital pada saat pengambilan gambar oleh processor kamera tergantung kemampuan kamera kita.

4. Pita Kaset Analog
Pita Kaset Analog cukup lama berjaya sejak awal ditemukannya pita video. Video analog (berupa gelombang transfersal) adalah sebuah media yang menggunakan sinyal-sinyal analog. Sinyal-sinyal analog tersebut berisi luminance (brightness) dan chrominance (warna). Karena pita video analog membawa warna dan ketajaman, maka kualitas gambar juga ditentukan dari format pita videonya.

5. VCD 
VCD adalah kompresi MPEG-1 dengan ukuran gambar yang sangat kecil, yaitu 352 x 288 (PAL), 350 x 240 (NTSC) sebanyak 200 line.

6. DVD
DVD-Video (Digital Versetail Disc Video) bekerja mirip dengan VCD, dimana data video ditulis dalam kepingan DVD. Ketika dibaca oleh player, baru software yang ada di dalam player menterjemahkan data tersebut sebagai data video. Hanya saja yang berbeda, video yang berformat DVD menggunakan kompresi MPEG-2 dan mampu menghasilkan gambar seukuran DV, yaitu 720 x 576 (PAL) dan 720 x 480 (NTSC) dengan jumlah garis horizontal 576 line. Bitrare pada DVD lebih fleksibel, tergantung kualitas yang diinginkan. Semakin kecil bitrate yang digunakan, semakin kecil pula file video yang dihasilkan, dan semakin banyak pula durasi video yang dapat di tampung pada satu keping DVD. Bitrate yang banyak digunakan antara lain 3000kb/detik (untuk durasi 120 menit), 6000kb/detik (90 menit) dan 9000kb/detik (60 menit).

7. HDCamHDCAM dapat merekam gambar dengan kompresi Uncompressed, dan beresolusi gambar 1920 x 1080 dan ini adalah awal munculnya format HD. Teknologi HDCam dan DVCPRO HD membutuhkan kecepatan transfer data sebesar 100mb/detik. Kecepatan yang sulit untuk mendapat dukungan komputer konsumen saat ini. Sehingga format ini didesain untuk proses editing linear menggunakan kabel komponen Y’CbCr.

8. Video Home System
Video Home System (VHS) merpuakan format video dengan lebar penampang pita 16mm yang dikeluarkan oleh pendatang video baru dari Jepang, Japan Victor Company (JVC) di tahun 1976. VHS memiliki durasi putar lebih lama (maksimal 180 menit). Sementara saat dipercepat (play-fastforward) atau dimundurkan (play-rewind), VHS dapat menghasilkan gambar yang bersih.
Resolusi video yang dihasilkan adalah 350 x 311px, 250line.

9. Pita Kaset Video Digital
Format Video Digital merupakan sebuah format yang menjadikan pita magnetik kaset sebagai media penyimpanan data (secara digital), bukan media penyimpanan gelombang transfersal video (seperti pada analog). Alhasil, pada kaset video digital, kualitas bukan ditentukan oleh kaset, karena kaset hanya digunakan sebagai media penyimpanan data yang memiliki kemampuan menyimpan data hingga sebesar 25Mb/detik dan kemampuan mereproduksi garis-garis horizontal sebanyak 520 lines.
Dalam video digital ada 2 unsur yang berbeda, yaitu: Jenis Kaset Video itu sendiri (yang berupa pita magnetik biasa) dan Jenis Format Perekaman Video. Kaset hanyalah media penyimpanan.

10. HDV (High Definition Video)
HDV adalah teknologi yang ditujukan untuk mengganti teknologi DV. HDV merupakan format dan pendatang baru yang mampu menggebrak dunia penyiaran maupun perfileman. Karena dengan niat mengganti teknologi DV, format HDV pun direkam di atas media DV (kaset DVCam & Mini DV). Di dalam kaset DV, HDV dapat direkam ke dalam 2 sistem, yaitu: PAL dan NTSC. Pada format HDV pula, perbedaan ukuran gambar di kedua sistem tidak lagi tampak. Yang tersisa adalah jumlah bingkai di setiap detiknya. PAL tetap bertahan pada 25fps (25p/50i) dan sementara NTSC pada 30fps (30p/60i).
Ukuran gambar yang dihasilkan HDV (PAL maupun NTSC) adalah 1440 x 1080 (yang kemudian akan menyesuaikan dengan ukuran HD sebenarnya 1920 x 1080).
HDV menghasilkan bitrate yang sama dengan DV yaitu 25mb/detik, karena HDV menggunakan sistem kompresi Interframe MPEG2-GOPs dan merekam dengan mengelompokan gambar.
Pada PAL, 25fps di pepatkan menjadi 12 GOPs (Group of Pictures), sementara pada NTSC, 30 gambar dipepatkan menjadi 15 GOPs. GOPs merupakan teknologi baru pada video digital yang dapat mengelompokkan beberapa gambar dalam satu kelompok gambar pada saat penyimpanan yang kemudian akan dipisahkan kembali ketika frame tersebut dibaca atau di playback.
Dalam siaran HDV, kebutuhan Color Sampling tidak lagi dibutuhkan karena siaran sudah menggunakan sistem digital, yang artinya kualitas tidak akan turun pada kabel koneksi dan gelombang siaran mereka, karena koneksi gambar dan gelombang siaran sudah menyiarkan gelombang digital berupa data-data biner dan ketika ditangkap oleh pesawat televisi konsumen gelombang digital tersebut langsung di proyeksikan oleh televisi HD yang biasa berupa televisi LCD (Liquid Crystal Device) atau plasma TV.